TUGAS
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
DAMPAK
KEBERADAAN TAMBANG EMAS BAGI LINGKUNGAN
Disusun Oleh :
Ari Nugroho
31414542
3ID01
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017
I.
LATAR
BELAKANG
Pertambangan
adalah salah satu jenis kegiatan yang melakukan ekstraksi mineral dan bahan tambang
lainnya dari dalam bumi. Sektor pertambangan saat ini menjadi salah satu sektor
utama dan terbesar di dunia bisnis. Akibatnya, mulai muncul usaha-usaha di
bidang pertambangan, baik skala kecil maupun besar, dari yang legal bahkan yang
illegal, yang biasanya dilakukan perseorangan. Salah satu hasil tambang yang
paling banyak dicari adalah emas. Emas termasuk hasil tambang yang paling
dicari karena logam mulia ini harganya tinggi, stabil, bahkan cenderung
meningkat setiap waktu.
Untuk
membangun bisnis dalam sektor pertambangan, perlu diperhatikan beberapa aspek,
salah satunya adalah limbah. Limbah yang dihasilkan dapat berupa benda cair
maupun benda padat. Penambangan emas ini menghasilkan limbah dari proses
pemisahan emas dari unsur lain yang tercampur, dengan menggunakan logam berat
berupa merkuri (Hg). Limbah yang dihasilkan berupa sisa unsur lain yang telah
dipisahkan dengan merkuri. Karena limbah yang dihasilkan mengandung logam
berat, apabila tidak dikelola dengan baik, dapat mencemari lingkungan sekitar
yang bisa berdampak langsung pada manusia. Maka dari itu, pengolahan limbah
menjadi unsur yang sangat penting untuk diperhatikan sebelum membangun usaha
tambang emas ini.
II.
PEMBAHASAN
Emas adalah unsur kimia
yang terdapat dalam tabel periodik, dengan nomor atom 79 dan memiliki bahasa
latin aurum (Au). Emas terbentuk dari
proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Emas biasanya terdapat
di permukaan tanah, sehingga mudah ditemukan walaupun jumlahnya sangat sedikit.
Emas merupakan salah
satu jenis barang tambang yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Bahkan,
emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara. bagi negara
pengekspor emas, emas menyumbangkan devisa yang besar bagi negara tersebut.
Untuk
mendapatkan emas dapat dilakukan dengan beberapa proses. Secara umum proses
penambangan emas adalah sebagai berikut. Pertama, dengan mengambil tanah maupun
batuan yang diindikasikan mengandung emas. Lalu jika batuan yang diambil,
dihancurkan terlebih dahulu. Kemudian, dimasukkan ke dalam mesin pemutar,
ditambahkan dengan air dan merkuri. Lalu, putar selama 4-5 jam. Setelah
diputar, peras tanah dan batuan yang telah diputar tadi. Setelah selesai
memeras, buka kain penyaring, maka reduksi emas tertinggal di kain, itu yang
diambil. Lalu endapan tersebut diambil lalu dikumpulkan.
Penambangan
emas menimbulkan dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya adalah
meningkatkan perekonomian daerah sekitar penambangan, bahkan negara. Namun,
dampak negatif dari penambangan emas sangat berbahaya, yaitu sisa-sisa
penambangan atau limbah berupa merkuri. Limbah seringkali begitu saja dibuang
ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu.
Merkuri
adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam. Merkuri adalah
satu-satunya logam yang berbentuk cair di suhu normal. Dalam tabel periodik,
merkuri memiliki nomor atom 80 dan memiliki nama latin hydragyrum (Hg). Merkuri memiliki sifat tidak larut dalam air dan
alkohol.
Penggunaan merkuri
dalam penambangan emas sangat penting. Dalam proses penambangan emas, merkuri
digunakan sebagai bahan kimia pembantu berfungsi untuk mengikat butiran-butiran
emas agar mudah dalam pemisahan dengan partikel-partikel lain dalam tanah.
Limbah yang dihasilkan
dari sisa pemisahan emas dari partikel lain yang mengandung merkuri, seringkali
dibuang begitu saja ke sungai ataupun ke laut lepas tanpa mengolahnya terlebih
dahulu. Sesuai dengan sifatnya, merkuri tidak larut dalam air, dan merkuri
termasuk ke dalam logam berat. Sungai yang tercemar merkuri, jika airnya
dipakai untuk pengairan lahan pertanian, akan berdampak pada kandungan tanaman
tersebut. Hasil dari tanaman tersebut bisa mengandung merkuri, yang bisa
menumpuk di tubuh manusia, karena merkuri tidak dapat terurai. Ikan-ikan di
sungai maupun laut yang tercemar merkuri sangat tidak sehat untuk dikonsumsi,
bahkan ikan-ikan tersebut bisa mati.
Berapapun
jumlah merkuri yang masuk ke dalam tubuh akan berbahaya dampaknya. Namun, WHO
telah menetapkan ambang batas kandungan merkuri pada air yaitu 0,0001 ppm. Jika
lebih dari ambang batas tersebut, dapat menimbulkan keracunan merkuri. Gejala
keracunan merkuri ditandai dengan sakit kepala, sulit menelan, penglihatan
menjadi kabur, daya dengar menurun. Selain dari itu, orang yang yang keracunan
merkuri merasa tebal di bagian kaki dan tangannya, mulut terasa tersumbat oleh
logam, gusi membengkak dan disertai pula dengan diare.
Merkuri
dapat menimbulkan kerusakan hati, karena hati berusaha mengurai merkuri namun
tidak bisa. Setelah hati, akan bermuara ke ginjal, dan merkuri dapat menumpuk
di ginjal. Akibatnya dapat mengalami gagal ginjal. Merkuri juga dapat menimbulkan
gangguan susunan saraf pusat (SSP) seperti kelainan kepribadian dan tremor,
konvulsi, pikun, insomnia, kehilangan kepercayaan diri, iritasi, depresi, dan
rasa ketakutan.
Penyepuhan
emas setelah dipisahkan dari partikel lain dilakukan dengan pemanasan.
Pemanasan tersebut menimbulkan uap dan debu yang mengandung merkuri. Jika uap
dan debu tersebut masuk ke dalam sistem pernafasan dapat menyebabkan radang
paru atau pneumonia. Paparan merkuri
pada ibu hamil juga sangat berdampak pada janin. Merkuri dapat memicu
terhambatnya pertumbuhan janin, kebutaan, cacat bawaan hingga kematian janin.
Semua paparan merkuri jika dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan kematian.
Kasus
pencemaran merkuri yang terparah terjadi di Minamata, Jepang
pada tahun 1950-an. WHO mencatat, lebih dari 50.000 orang terpapar merkuri
hingga kadar tertentu, lebih dari 2.000 orang terjangkit penyakit Minamata yang
menimbulkan kerusakan otak, kelumpuhan, bicara tak jelas, dan linglung. Di
Indonesia, kasus pencemaran merkuri terparah terjadi di Teluk Buyat, Minahasa,
Sulawesi Utara yang disebabkan oleh penambangan emas PT Newmont Minahasa Raya
pada tahun 2004. Akibatnya, laut di Teluk Buyat tercemar merkuri, ikan-ikan
mati, warga setempat terpapar merkuri dengan jumlah yang sangat banyak.
Untuk
mengatasi pencemaran akibat limbah merkuri, sebaiknya sebelum dibuang limbah
terlebih dahulu diolah berdasarkan ketentuan yang ada. Banyak teknik yang dapat
dilakukan untuk mengurangi bahkan menghilangkan kandungan merkuri, seperti
destilasi dan filtrasi limbah. Dengan dibuangnya limbah yang telah diolah,
kandungan merkuri akan berkurang bahkan tidak ada sama sekali, sehingga tidak
mencemari lingkungan dan tidak menganggu ekosistem sekitar.
III.
KESIMPULAN
Penambangan emas dapat
menimbulkan dampak positif dan negatif bagi lingkungan sekitar. Dampak positif
yang bisa diambil adalah meningkatnya perekonomian daerah tersebut. Dampak
negatifnya adalah limbah yang dihasilkan mengandung logam berat merkuri yang
sangat berbahaya. Dengan pengolahan limbah yang benar, diharapkan tidak
menimbulkan pencemaran lingkungan sekitar dan mencegah kerusakan ekosistem.
IV.
DAFTAR
PUSTAKA
V.
LAMPIRAN
Gambar 1.
Kawasan Tambang Emas Tradisional
Gambar 2. Emas Hasil Pengolahan
Yang Masih Bercampur Merkuri
Gambar 3. Akibat Dari Pencemaran
Teluk Buyat, Sulawesi Utara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar