Rabu, 26 April 2017

DAMPAK KEBERADAAN TAMBANG EMAS BAGI LINGKUNGAN



TUGAS PENGETAHUAN LINGKUNGAN
DAMPAK KEBERADAAN TAMBANG EMAS BAGI LINGKUNGAN




Disusun Oleh :

Ari Nugroho
31414542
3ID01


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017



I.                LATAR BELAKANG
Pertambangan adalah salah satu jenis kegiatan yang melakukan ekstraksi mineral dan bahan tambang lainnya dari dalam bumi. Sektor pertambangan saat ini menjadi salah satu sektor utama dan terbesar di dunia bisnis. Akibatnya, mulai muncul usaha-usaha di bidang pertambangan, baik skala kecil maupun besar, dari yang legal bahkan yang illegal, yang biasanya dilakukan perseorangan. Salah satu hasil tambang yang paling banyak dicari adalah emas. Emas termasuk hasil tambang yang paling dicari karena logam mulia ini harganya tinggi, stabil, bahkan cenderung meningkat setiap waktu.
Untuk membangun bisnis dalam sektor pertambangan, perlu diperhatikan beberapa aspek, salah satunya adalah limbah. Limbah yang dihasilkan dapat berupa benda cair maupun benda padat. Penambangan emas ini menghasilkan limbah dari proses pemisahan emas dari unsur lain yang tercampur, dengan menggunakan logam berat berupa merkuri (Hg). Limbah yang dihasilkan berupa sisa unsur lain yang telah dipisahkan dengan merkuri. Karena limbah yang dihasilkan mengandung logam berat, apabila tidak dikelola dengan baik, dapat mencemari lingkungan sekitar yang bisa berdampak langsung pada manusia. Maka dari itu, pengolahan limbah menjadi unsur yang sangat penting untuk diperhatikan sebelum membangun usaha tambang emas ini.

II.                PEMBAHASAN
Emas adalah unsur kimia yang terdapat dalam tabel periodik, dengan nomor atom 79 dan memiliki bahasa latin aurum (Au). Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Emas biasanya terdapat di permukaan tanah, sehingga mudah ditemukan walaupun jumlahnya sangat sedikit.
Emas merupakan salah satu jenis barang tambang yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Bahkan, emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara. bagi negara pengekspor emas, emas menyumbangkan devisa yang besar bagi negara tersebut.
            Untuk mendapatkan emas dapat dilakukan dengan beberapa proses. Secara umum proses penambangan emas adalah sebagai berikut. Pertama, dengan mengambil tanah maupun batuan yang diindikasikan mengandung emas. Lalu jika batuan yang diambil, dihancurkan terlebih dahulu. Kemudian, dimasukkan ke dalam mesin pemutar, ditambahkan dengan air dan merkuri. Lalu, putar selama 4-5 jam. Setelah diputar, peras tanah dan batuan yang telah diputar tadi. Setelah selesai memeras, buka kain penyaring, maka reduksi emas tertinggal di kain, itu yang diambil. Lalu endapan tersebut diambil lalu dikumpulkan.
            Penambangan emas menimbulkan dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya adalah meningkatkan perekonomian daerah sekitar penambangan, bahkan negara. Namun, dampak negatif dari penambangan emas sangat berbahaya, yaitu sisa-sisa penambangan atau limbah berupa merkuri. Limbah seringkali begitu saja dibuang ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu.
            Merkuri adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam. Merkuri adalah satu-satunya logam yang berbentuk cair di suhu normal. Dalam tabel periodik, merkuri memiliki nomor atom 80 dan memiliki nama latin hydragyrum (Hg). Merkuri memiliki sifat tidak larut dalam air dan alkohol.
Penggunaan merkuri dalam penambangan emas sangat penting. Dalam proses penambangan emas, merkuri digunakan sebagai bahan kimia pembantu berfungsi untuk mengikat butiran-butiran emas agar mudah dalam pemisahan dengan partikel-partikel lain dalam tanah.
Limbah yang dihasilkan dari sisa pemisahan emas dari partikel lain yang mengandung merkuri, seringkali dibuang begitu saja ke sungai ataupun ke laut lepas tanpa mengolahnya terlebih dahulu. Sesuai dengan sifatnya, merkuri tidak larut dalam air, dan merkuri termasuk ke dalam logam berat. Sungai yang tercemar merkuri, jika airnya dipakai untuk pengairan lahan pertanian, akan berdampak pada kandungan tanaman tersebut. Hasil dari tanaman tersebut bisa mengandung merkuri, yang bisa menumpuk di tubuh manusia, karena merkuri tidak dapat terurai. Ikan-ikan di sungai maupun laut yang tercemar merkuri sangat tidak sehat untuk dikonsumsi, bahkan ikan-ikan tersebut bisa mati.
            Berapapun jumlah merkuri yang masuk ke dalam tubuh akan berbahaya dampaknya. Namun, WHO telah menetapkan ambang batas kandungan merkuri pada air yaitu 0,0001 ppm. Jika lebih dari ambang batas tersebut, dapat menimbulkan keracunan merkuri. Gejala keracunan merkuri ditandai dengan sakit kepala, sulit menelan, penglihatan menjadi kabur, daya dengar menurun. Selain dari itu, orang yang yang keracunan merkuri merasa tebal di bagian kaki dan tangannya, mulut terasa tersumbat oleh logam, gusi membengkak dan disertai pula dengan diare.
            Merkuri dapat menimbulkan kerusakan hati, karena hati berusaha mengurai merkuri namun tidak bisa. Setelah hati, akan bermuara ke ginjal, dan merkuri dapat menumpuk di ginjal. Akibatnya dapat mengalami gagal ginjal. Merkuri juga dapat menimbulkan gangguan susunan saraf pusat (SSP) seperti kelainan kepribadian dan tremor, konvulsi, pikun, insomnia, kehilangan kepercayaan diri, iritasi, depresi, dan rasa ketakutan.
            Penyepuhan emas setelah dipisahkan dari partikel lain dilakukan dengan pemanasan. Pemanasan tersebut menimbulkan uap dan debu yang mengandung merkuri. Jika uap dan debu tersebut masuk ke dalam sistem pernafasan dapat menyebabkan radang paru atau pneumonia. Paparan merkuri pada ibu hamil juga sangat berdampak pada janin. Merkuri dapat memicu terhambatnya pertumbuhan janin, kebutaan, cacat bawaan hingga kematian janin. Semua paparan merkuri jika dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan kematian.
            Kasus pencemaran merkuri yang terparah terjadi di Minamata, Jepang pada tahun 1950-an. WHO mencatat, lebih dari 50.000 orang terpapar merkuri hingga kadar tertentu, lebih dari 2.000 orang terjangkit penyakit Minamata yang menimbulkan kerusakan otak, kelumpuhan, bicara tak jelas, dan linglung. Di Indonesia, kasus pencemaran merkuri terparah terjadi di Teluk Buyat, Minahasa, Sulawesi Utara yang disebabkan oleh penambangan emas PT Newmont Minahasa Raya pada tahun 2004. Akibatnya, laut di Teluk Buyat tercemar merkuri, ikan-ikan mati, warga setempat terpapar merkuri dengan jumlah yang sangat banyak.
            Untuk mengatasi pencemaran akibat limbah merkuri, sebaiknya sebelum dibuang limbah terlebih dahulu diolah berdasarkan ketentuan yang ada. Banyak teknik yang dapat dilakukan untuk mengurangi bahkan menghilangkan kandungan merkuri, seperti destilasi dan filtrasi limbah. Dengan dibuangnya limbah yang telah diolah, kandungan merkuri akan berkurang bahkan tidak ada sama sekali, sehingga tidak mencemari lingkungan dan tidak menganggu ekosistem sekitar.

III.             KESIMPULAN
Penambangan emas dapat menimbulkan dampak positif dan negatif bagi lingkungan sekitar. Dampak positif yang bisa diambil adalah meningkatnya perekonomian daerah tersebut. Dampak negatifnya adalah limbah yang dihasilkan mengandung logam berat merkuri yang sangat berbahaya. Dengan pengolahan limbah yang benar, diharapkan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan sekitar dan mencegah kerusakan ekosistem.


IV.             DAFTAR PUSTAKA

V.                LAMPIRAN


Gambar 1. Kawasan Tambang Emas Tradisional


Gambar 2. Emas Hasil Pengolahan Yang Masih Bercampur Merkuri

Gambar 3. Akibat Dari Pencemaran Teluk Buyat, Sulawesi Utara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar