Sejarah Singkat Taman Suropati
Taman Suropati (awalnya bernama Burgemeester Bisschopplein) adalah nama
sebuah taman di Jakarta. Pada awalnya nama taman ini diambil dari nama Walikota
(Burgemeester) Batavia yang pertama G.J. Bisshop (1916-1920). Taman ini
merupakan pusat kawasan Menteng, berada tepat di antara pertemuan tiga jalan utama
yaitu Menteng Boulevard (Jl. Teuku Umar), Orange Boulevard (Jl. Diponegoro) dan
Nassau Boulevard (Jl. Imam Bonjol). Pada mulanya berbentuk bukit, kemudian
dipangkas dan sebagian tanahnya dibuang ke Jl. Besuki. Lapangan ini mulai
ditanami pohon maupun bunga sejak 1920. Lapangan yang kini disebut sebagai
Taman Suropati ini sejak tahun 1920 sudah menggantikan lapangan bundar yang
luas dalam Rencana Moojen.
Tak banyak orang Jakarta tahu bahwa nama Taman Suropati diambil dari
nama salah satu pahlawan nasional Indonesia. Untung Suropati namanya, lahir di
Bali, 1660 – meninggal dunia di Bangil, Jawa Timur, 5 Desember 1706 pada umur
45/46 tahun, adalah seorang tokoh dalam sejarah Nusantara yang dicatat dalam
Babad Tanah Jawi. Kisahnya menjadi legendaris karena mengisahkan seorang anak
rakyat jelata dan budak VOC yang menjadi seorang bangsawan dan Tumenggung
(Bupati).Untung juga diceritakan pernah mendirikan kerajaan yang berpusat di
Pasuruan. Namun, VOC dan sekutunya menyerang dan menghancurkan kerajaan Untung.
Senjata tentara VOC lebih canggih dan jumlahnya lebih banyak daripada tentara
Untung. Akhirnya, kerajaan Untung dikalahkan. Untung mengalami luka-luka hingga
akhirnya meninggal dunia.Kisah Untung Surapati yang legendaris dan
perjuangannya melawan kolonialisme VOC di Pulau Jawa membuatnya dikenal sebagai
pahlawan nasional Indonesia. Ia telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional
Indonesia berdasarkan S.K. Presiden No. 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975.
Taman Suropati yang rindang, sejak beberapa tahun yang lalu dihiasi
dengan patung-patung karya pematung dari seluruh ASEAN. Pada awalnya muncul
gagasan peletakan patung-patung disebarkan, namun akhirnya disatukan. Lokasi
dipilih Taman Surapati, karena taman ini kosong dan keamanan lebih terjamin.
Sampai sekarang pemeliharaan Monumen ASEAN dilakukan oleh Dinas Pertamanan DKI
Jakarta.
Monumen ASEAN yang terdiri dari patung-patung ini mempunyai arti yang
sangat penting di antaranya:
1) Untuk meningkatkan rasa persatuan di kalangan
para seniman ASEAN khususnya seniman patung
2) Menciptakan karya seni sebagai lambang
solidaritas ASEAN dan sebagai contoh keanekaragaman tradisi nasional
masing-masing negara
3) Memberikan kesempatan kepada para seniman untuk
bertukar pikiran dan pengalaman antar seniman ASEAN dalam menciptakan suatu
karya seni yang baik, dalam bentuk patung ASEAN.
Pembangunan
Monumen ASEAN merupakan hasil kerjasama di bidang kebudayaan antar bangsa Asia
Tenggara. Bentuk patung itu mencerminkan kebersamaan dan persatuan yang
kokoh.
Patung
Rebirth
Patung dari Philipina diberi judul rebirth
atau kelahiran kembali karya
Luis E. Yee Jr (Junvee) dari Philippines, berbentuk tonggak-tonggak kayu
berjumlah 16 buah yang ditanam ke dalam tanah, terletak di baris barat paling
selatan yang dekat dengan Jl. Diponegoro dan Jl. Imam Bonjol.
Patung Harmoni
Patung dari Brunei Darussalam diberi nama Harmoni karya Awang Hj. Latif
Aspar dari Brunei Darussalam dengan maksud harmoni dalam kehidupan di
antara negara ASEAN, bentuknya mirip lambang ASEAN yang di bagian tengahnya
terdapat simbol negara Brunei.
Patung Fratenity
Patung dari Thailand berjudul Fratenity yang berarti persaudaraan karya
Nonthivathn Chandhanaphalin. Pematung yang lahir pada 16 Oktober 1946 ini
adalah juga dosen di Sculpture Department, Faculty of Painting Sculpture and
Graphic Arts, Silpakorn University, Bangkok, Thailand, menggambarkan keakraban
dua orang walupun tidak tahu jenis kelamin dari wujudnya.
Patung Peace
Patung dari Indonesia diberi nama Peace yang artinya perdamaian
karya Sunaryo yang mewakili Indonesia, berbentuk sosok tubuh manusia yang
distorsi sedemikian rupa, sehingga bentuk manusianya hilang.
Patung The Spirit of Asean
Patung dari Singapura berjudul The Spirit of Asean karya Wee Beng
Chong. Seniman dan perupa patung terkenal yang lahir di Singapura pada 22
November 1938 ini adalah penerima pertama the Cultural Medallion pada 1979 yang
digagas oleh Ong Teng Cheong, Presiden, dan kemudian Menteri Kebudayaan
Singapura., berbentuk seperti tiang yang patah-patah namun tetap merupakan
kesatuan.
Patung Peace, Harmon and
One-Malaysia
Kemudian patung terakhir dari Malaysia dengan judul Peace, Harmon
and One-Malaysia, bentuknya tidak sinkron karena berlatar belakang bentuk
patung dari Jepang, sehingga menyerupai bentuk tradisional yaitu origami.
Para pematung bekerja di workshop yang terletak di Taman Ismail Marzuki
(TIM), sebuah bangunan seluas lax 25 meter, lengkap dengan peralatannya.Kecuali
pematung dari Singapura dan Malaysia, pematung Singapura bekerja langsung di
Taman Surapati, karena teknik yang digunakan teknik cetak beton. Pematung
Malaysia bekerja langsung di bengkel Manggarai, karena bahan plat baja setebal
1 cm yang digunakan memerlukan mesin-mesin dan. alat-alat besar yang ada di
bengkel tersebut.
Itulah sejarah singkat tentang Taman Suropati, semoga kita sebagai para
penerus bangsa akan lebih menghargai sejarah dan lebih menyayangi taman
yaaa....
Sayangi taman, sayangi alam, maka alam akan menyayangi kitaa :)
By :
Kelompok
Taman Suropati
Arganatha
Eka Putra
Ari Nugroho
Ayunda
Rahdini
Maghvira
Kasminingrum
M. Rizky
Minardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar