Arah Pandang
Wawasan Nusantara
Dalam
arah pandang wawasan nusantara dibagi menjadi 2, yaitu kedalam dan keluar dalam
hal ini di pengaruhi oleh latar belakang budaya, sejarah, kondisi dan
konstelasi geografi dengan memperhatikan perkembangan lingkungan.
1. Arah pandang wawasan nusantara ke dalam :
Mengandung
makna bahwa bangsa indonesia harus peka dan berusaha dalam mencegah dan
mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan suatu konflik bangsa dan harus dapat
memelihara persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan tunggal ika. Dalam arah
pandang ke dalam memiliki tujuan mewujudkan suatu persatuan dan kesatuan dalam
kehidupan nasional, baik dalam aspek alamiah atau aspek sosial.
2.
Arah pandang wawasan nusantara ke
luar :
Mengandung makna bahwa dalam kehidupan internasional bangsa
indonesia harus berusaha dalam menjaga kepentingan nasional untuk semua aspek
kehidupan agar dapat menciptakan tujuan nasional yang tertera dalam pembukaan
UUD 1945.
Dalam arah pandang keluar memiliki tujuan untuk menjaga dan
menjaminnya kepentingan nasional didalam dunia ikut serta dalam melaksanakan
ketertiban dunia, yang didasarkan kepada kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial dengan adanya kerjasama dan sikap yang saling menghormati. Dalam
hal ini bahwa kehidupan bangsa indonesia harus berusaha untuk mengamankan
kepentingan nasionalnya dalam aspek ekonomi, politik, sosial budaya untuk
mempertahankan dan menciptakan suatu tujuan nasional yang sesuai dengan
pembukaan UUD 1945.
Fungsi
Wawasan Nusantara
Wawasan
nusantara berfungsi sebagai pedoman, dorongan, motivasi, serta rambu-rambu
dalam penentuan segala kebijaksanaan (kebijakan), tindakan, perbuatan dan
keputusan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Tujuan
Wawasan Nusantara
Wawasan
nusantara bertujuan mewujudukan nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentikan nasional daripada
kepentingan individu, kelompok, suku bangsa, daerah, dan golongan. Ini bukanlah
berarti menghilangkan kepentingan kepentingan individu, kelompok, suku bangsa,
ataupun daerah. Kepentingan kepentingan tersebut akan selalu dihormati, diakui
dan dipenuhi selama tidak bertentangan dengan kepentingan masyarakat banyak
atau kepentingan nasional. Nasionalisme yang tinggi di berbagai bidang atau
segi kehidupan demi terwujudnya tujuan nasional tersebut adalah pancaran dari
makin bertambahnya rasa, semangat dan paham kebangsaan dalam jiwa bangsa
Indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan Wawasan Nusantara.
Tantangan Implementasi Wawasan
Nusantara Dengan Adanya Kapitalisme
Sebelumnya
akan dijelaskan tentang kapitalisme, yaitu suatu paham yang di yakinin bahwa
setiap individu memiliki hak untuk memperoleh suatu keuntungan atau laba dari
kegiatan ektivitas ekonominya.
Sedangkan
kapitalisme di era baru merupakan suatu paham untuk mendapatkan keuntungan
dengan cara melakukan kegiatan yang mencakup dengan aspek kehidupan dalam
masyarakat, secara individu maupun secara sosialis yang harus dilakukan dengan
seimbang agar diera baru kita dapat mempertahankan demokrasi dan HAM didalam
kehidupan sehari-hari.
Namun ada beberapa faktor yang
mempengaruhi dalam implementasi, berikut adalah tantangan implementasi wawasan
nusantara :
1) Pemberdayaan masyarakat
John
Naisbit dalam bukunya Global Paradox menyatakan negara harus dapat memberikan
peran sebesar-besarnya kepada rakyatnya. Pemberdayaan masyarakat dalam arti
memberikan peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk
mencapai tujuan nasional hanya dapat dilaksanakan oleh negara-negara maju
dengan Buttom Up Planning, sedangkan untuk negara berkembang dengan Top Up
Planning karena adanya keterbatasan kualitas SDM sehingga diperlukan landasan
operasional berupa GBHN. Kondisi nasional yang tidak merata mengakibatkan
keterbelakangan dan merupakan ancaman bagi integritas.
2) Dunia
Tanpa Batas
a. Perkembangan IPTEK mempengaruhi pola
pikir, pola sikap dan pola tindak masyarakatdalam aspek kehidupan. Kualitas SDM
merupakan tantangan serius dalam menghadapi tantangan global. Kenichi Omahe dalam bukunya
Bordeless Word dan The End of Nation State menyatakan dalam perkembangan
masyarakat global, batas-batas wilayah negara dalam arti geografi dan politik
relatif masih tetap, namun kehidupan dalam suatu negara tidak mungkin dapat membatasi
kekuatan global yang berupa informasi dan konsumen yang makin individual.
b. Untuk dapat menghadapai kekuatan
global suatu negara harus mengurangi peranan pemerintah pusat dan lebih
memberikan peranan kepada pemerintah daerah dan masyarakat.
Perkembangan IPTEK dan perkembangan masyarakat global dikaitkan dengan dunia
tanpa batas dapat merupakan tantangan wawasan nusantara.
3) Era
Baru Kapitalisme
a. Sloan dan
Zureker dalam bukunya Dictionary of economics menyatakan kapitalisme adalah
suatu sitem ekonomi yang didasarkan atas hak milik swasta atas macam-macam barang
dan kebebasan individu untuk mengadakan perjanjian dengan pihak lain untuk ikut
serta dalam aktivitas-aktivitas ekonomi yang dipilihnya sendiri berdasarkan
kepentingan sendiri serta untuk mencapai laba guna diri sendiri. Di era baru
kapitalisme, sistem ekonomi untuk mendapatkan keuntungan dengan melakukan aktivitas-aktivitas
secara luas dan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat sehingga diperlukan
strategi baru yaitu adanya keseimbangan.
b. Lester
Thurow dalam bukunya The Future of Capitalism menyatakan: untuk dapat bertahan dalam
era baru kapitalisme harus membuat strategi baru yaitu keseimbangan antarapaham
individu dan paham sosialis. Di era baru kapitalisme, negara-negara kapitalis
dalam rangka mempertahankan eksistensinya dibidang ekonomi menekan
negara-negara berkembang dengan menggunakan isu-isu global yaitu Demokrasi.
4)
Kesadaran Warga Negara
a. Pandangan
Indonesia tentang Hak dan Kewajiban Manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak
dan kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban dapat dibedakan namun, tidak dapat
dipisahkan.
b. Kesadaran
bela negara, dalam mengisi kekmerdekaan perjuangan yang dilakukan adalah perjuangan
non fisik untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan dan kesenjangan sosial,
dsb. Dalam perjuangan non fisik, kesadaran bela negara mengalami penurunan yang
tajam dibandingkan pada perjuangan fisik.
Sumber: